Selasa, 16 Juni 2015

10 CADANGAN DEVISA TERBESAR DI DUNIA


Sahabat blogger kita ketahui  Devisa adalah semua alat pembayaran yang diterima sebagai alat pembayaran luar negeri/internasional. Adapun wujud devisa dapat berupa valuta asing/mata uang asing (seperti dollar Amerika, pounsterling, yen, euro, yuan dan sebagainya), emas, wesel asing, dan tagihan/putang luar negeri.

Dibawah ini adalah 10 negara yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia

1.       China, cadangan devisa USD 3,84 triliun, setara dengan 32,98% dari total cadangan devisa dunia.

2.       Jepang, cadangan devisa USD 1,19 triliun, setara dengan 10,22% dari total cadangan devisa dunia.

3.       Arab Saudi, cadangan devisa USD 718,92 miliar, setara dengan 6,30% dari total cadangan devisa dunia.

4.       Swiss, cadangan devisa USD 498,96 miliar, setara dengan 4,60% dari total cadangan devisa dunia.

5.       Taiwan, cadangan devisa USD 417,83 miliar, setara dengan 3,58% dari total cadangan devisa dunia.

6.       Brasil, cadangan devisa USD 369,81 miliar, setara dengan 3,16% dari total cadangan devisa dunia.

7.       Korea Selatan, cadangan devisa USD 362,37 miliar, setara dengan 3,11% dari total cadangan devisa dunia.

8.       Rusia, cadangan devisa USD 339,37 miliar, setara dengan 2,91% dari total cadangan devisa dunia.

9.       Hongkong, cadangan devisa USD 332,50 miliar, setara dengan 2,85% dari total cadangan devisa dunia.

10.   India, cadangan devisa USD 312,32 miliar, setara dengan 2,64% dari total cadangan devisa dunia.

Dengan perhitungan sebagai berikut :

A.      China mempunyai 3300 Milyar dollar dan total jumlah penduduk sekitar 1,4 Milyar Jiwa

B.      Saudi Arabia mempunyai 600 Milyar dollar dengan total jumlah penduduk 30 Juta Jiwa

C.      Malaysia mempunyai 139 Milyar dollar dengan total jumlah penduduk 30 Juta jiwa

 

Bagaimanakah posisi Indonesia? Menurut data yang dikeluarkan Bloomberg, cadangan devisa Indonesia di awal tahun 2015 ini berada di urutan ke 16 dengan total 115,53 miliar dolar Amerika, yang setara dengan 0,99% dari total cadangan devisa dunia. Total cadangan devisa dunia per Maret 2015 adalah sebesar USD 11,65 triliun.
Bagaimanakah posisi Indonesia? Menurut data yang dikeluarkan Bloomberg, cadangan devisa Indonesia di awal tahun 2015 ini berada di urutan ke 16 dengan total 115,53 miliar dolar Amerika, yang setara dengan 0,99% dari total cadangan devisa dunia. Total cadangan devisa dunia per Maret 2015 adalah sebesar USD 11,65 triliun.

Kamis, 11 Juni 2015

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERMINTAAN DAN PENAWARAN KURS

PENGERTIAN NILAI TUKAR:

Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misal kurs rupiah terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan untuk ditukarkan dengan satu dollar Amerika.

Sebelum kita bahas lebih lanjut apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran berikut ini adalah pengertian dari permintaan dan penawaran valuta asing atau kurs : 

Analisis terhadap mekanisme penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar valuta asing dapat menjelaskan bagaimana suatu kurs ditetapkan. Perubahan mekanisme penawaran dan permintaan dapat merubah titik kesetimbangan, dan kurs berubah sesuai dengan kesetimbangannya.

Teori mekanisme pasar menjelaskan bahwa perubahan  penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar menyebabkan perubahan terhadap nilai suatu barang. Dengan pendekatan yang sama, maka kurs mata uang asing akan ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Perubahan kekuatan permintaan dan penawaran terhadap suatu mata uang menyebabkan perubahan kurs mata uang tersebut.

Naik turunnya kurs tergantung oleh banyaknya permintaan atau penawaran sehinggan kurs sering mengalami perubahan , berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi permintaan atau penawaran kurs :

a. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat

Perubahan ini akan memengaruhi permintaan. Jika penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain, permintaan atas mata uang negara lain tersebut bertambah. Perubahan seperti itu memiliki kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang negara lain.

b. Perubahan Harga dari Barang-Barang Ekspor

Jika barang-barang ekspor mengalami kenaikan, kenaikan tersebut akan memengaruhi permintaan barang ekspor dan kurs valuta asing sehingga akan menjatuhkan nilai uang negara yang mengalami kenaikan barang ekspor.

c. Kenaikan Harga-Harga Umum (Inflasi)

Di satu pihak, kenaikan harga-harga akan menyebabkan penduduk negara tersebut semakin banyak mengimpor dari negara lain. Oleh karena itu, permintaan atas valuta asing akan bertambah. Di lain pihak, ekspor negara tersebut bertambah mahal dan akan mengurangi permintaannya sehingga akan menurunkan penawaran valuta asing.

d. Perubahan dalam Tingkat Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi

Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat mempengaruhi jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong pemasukan modal ke negara tersebut sehingga penawaran valuta asing yang bertambah akan menaikkan nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.

e. Perkembangan Ekonomi

Jika valuta asing dipengaruhi oleh perkembangan ekspor, penawaran valuta asing akan bertambah dan menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya, jika dipengaruhi oleh hal-hal di luar ekspor, akan menurunkan nilai mata uang asing.

Berikut ini adalah kurva permintaan dan penawaran terhadap valuta asing yang saya dapatkan dari referensi lain .

a.   Kurva Permintaan Valuta Asing

Kurva dibawah ini menjelaskan tentang kurva penawaran Euro terhadap Dollar. Kesetimbangan awal ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva penawaran dan permintaan D1. Kesetimbangan kurs EUR/USD terjadi pada nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas Euro yang diperdagangkan sebesar QA.



Transaksi antara kedua mata uang asing tersebut berlanjut dengan kekuatan permintaan terhadap Euro menjadi lebih tinggi. Transaksi dapat menggeser kurva permintaan dari posisi D1 ke D2. Namun demikian transaksi tidak cukup mampu merubah kurva penawaran terhadap Euro. Keadaan ini akan membentuk kesetimbangan kurs EUR/USD menjadi lebih tinggi daripada kurs sebelumnya. Kesetimbangan kurs disepakati pada nilai E/U2 = 1,240 dengan quantitas Euro yang diperdagangkan pada QB. Penguatan kurs EUR/USD menunjukkan Euro menjadi lebih mahal terhadap Dollar Amerika.

b.   Kurva Penawaran Valuta Asing

Gambar di bawah menjelaskan perubahan kesetimbangan kurs yang terjadi akibat naiknya penawaran mata uang Euro. Kesetimbangan awal terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran S1. Kesetimbangan ini menetapkan kurs EUR/USD pada nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan sebesar QA. Transaksi selanjutnya menghasilkan kekuatan penawaran Euro lebih tinggi, sehingga kurva penawaran bergeser dari S1 ke S2, sedangkan permintaan terhadap Euro tidak berubah. Terjadi kesetimbangan baru pada kurs EUR/USD yang lebih rendah, yaitu pada nilai E/U2 = 1,220 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan pada QB.


Berikut ini adalah kurva nilai tukar yang terjadi antara rupiah terhadap dollar. Pada sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah. Kurs bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran.


Pada awalnya, tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagai titik keseimbangan. Bila impor terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar Amerika untuk membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan bergeser ke D1. Hal itu mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada titik E1, nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS atau US $ 1 = Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai dolar Amerika telah mengalami peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya 1 dolar Amerika hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).

Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika menurun maka permintaan terhadap dolar Amerika juga menurun yang pada akhirnya akan menggeser kurva permintaan dari D0 menjadi D2. Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US $ 1 = Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan (depresiasi) terhadap rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah bahwa berapa pun harga keseimbangan (baik pada E0, E1, atau E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan merupakan jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.

Referensi :



SISTEM PENENTUAN KURS



Hay sahabat blogger J kali ini saya mengepost dengan tema SISTEM PENENTUAN KURS , semoga bermanfaat untuk kalian semua yaa . . .

Sebelum kita mengetahui sistem penentuan kurs, sahabat blogger tau apa pengertian kurs sendiri ?

Nah, kurs sendiri memiliki pengertian yaitu Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs  dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang  terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.

Menurut beberapa para ahli :

§   Menurut Paul R Krugman danMaurice (1994 : 73) adalah Harga sebuah Mata Uang dari suatu negara yangdiukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya.
§  Menurut Nopirin (1996 : 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua Mata Uang yangberbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua Mata Uangtersebut.
§  Menurut Salvator (1997 : 10) Kurs atau Nilai Tukar adalah Harga suatu Mata Uangterhadap Mata Uang lainnya

Macam-macam kurs dibagi menjadi 3 , yaitu ;
a.       Kurs  beli,  yaitu  kurs  yang  digunakan  apabila  bank atau  money  changer membeli valuta asing atau apabila kita akan menukarkan valuta asing yang kita miliki dengan rupiah. Atau dapat diartikan sebagai kurs yang diberlakukan bank jika melakukan pembelian mata uang valuta asing.
b.      Kurs  jual,  yaitu  kurs  yang  digunakan  apabila  bank atau  money  changer menjual  valuta  asing  atau apabila kita  akan  menukarkan  rupiah  dengan valuta asing yang kita butuhkan. Atau dapat disingkat kurs jual adalah harga jual mata uang valuta asing oleh bank atau money changer.
c.       Kurs tengah, yaitu  kurs antara kurs jual dan  kurs beli  (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).

Kurs atau nilai tukar biasa sering dipakai untuk berbagai negara melakukan transaksi antara negara satu dengan negara yang lain, misalkan jual beli / perdagangan dan lain sebagainya . Jadi harus diadakannya penentuan kurs di tiap negara. Sistem penentuan kurs di tiap negara sebagai berikut :
1. Kurs tetap (Fixed Exchange rate System) adalah kurs yang di tetapkan oleh pemerintah. Jadi kurs itu akan berlaku untuk seluruh jenis transaksi yang melibatkan dua atau lebih mata uang yang berbeda.
Keunggulan :
  • Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
  • Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
  • Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
  • Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan :
  • Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar valas.
  • Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
  • Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar ekspor impor.
2. Sistem kurs bebas (Free-Floating Exchange Rate System) adalah kurs yang bergerak naik turun sesuai mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah, maka sistem yang di gunakan adalah sistem kurs bebas.
Keunggulan :
  • Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu negara.
  • Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi.
  • Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
  • Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan :
  • Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
  • Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan menetapkan kurs.
  • Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
  •  Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
3. Sistem kurs mengambang terkendali (Managed Floating Exchange Rate System) adalah kurs yang di tentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Namun pemerintah dapat juga mempengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar apabila kurs naik atau turun melebihi batas yang di tentukan.
Keunggulan :
  • Cadangan devisa lebih aman.
  • Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
  • Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
  • Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
  • Tidak ada batasan valas.
  • Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
  •  Praktik spekulasi semakin bebas.
  • Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan, masih kurang teapt untuk negara berkembang.
  • Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.


Referensi