Bank Indonesia menginformasikan
bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin melemah membuat
permasalahan baru semenjak terjadinya krisis moneter atau krismon pada tahun
1998. Pada
posisi kurs jual 13,129.00 dan kurs beli 12,999.00 per dollar AS. Merosotnya nilai tukar rupiah
merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap rupiah karena
menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya nilai mata uang
asing sebagai alat pembayaran internasional sehingga biaya impor mengalami kenaikan.
Gambar grafik yang menunjukkan nilai rupiah melemah
terhadap dollar
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naik atau turunnya
kurs adalah:
1.
Tingkat inflasi
Dalam pasar valuta asing,
perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang
utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang
relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi
pergerakan kurs valuta asing.
2.
Aktifitas neraca pembayaran
Neraca pembayaran secara langsung
mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca pembayaran aktif meningkatkan
mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan dari debitur asing. Saldo
pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan penurunan nilai tukar mata uang
nasional sebagai seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual semuanya
menggunakan mata uang asing untuk membayar kembali kewajiban eksternal mereka.
Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat
keterbukaan ekonomi.
3.
Perbedaan suku bunga di
berbagai negara
Perubahan tingkat suku bunga
di suatu negara akan mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya,
kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing Itulah sebabnya
di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk
meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama
spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran.
4.
Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan
pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan pendapatan dalam
negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan
riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif
dibandingkan dengan supply yang tersedia.
5.
Ekspektasi dan isu/rumor
Adanya ekspektasi (harapan) untuk
berubahnya sesuatu indikator ekonomi akan mempengaruhi nilai mata uang.
Demikian pula halnya dengan isu/rumor politik dan ekonomi yang berkembang
dimasyarakat dapat mempengaruhi nilai mata uang.
6.
Kontrol pemerintah
Kebijakan pemerintah bisa
mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk:
a.
Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta
asing.
b.
Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar
negeri.
c.
Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan
menjual dan membeli mata uang.
Alasan
pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
1. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang
domestik yang bersangkutan.
2. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam
batas-batas yang ditentukan.
3. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
4. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar