PENGERTIAN NILAI TUKAR:
Menurut
Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antara
harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Misal kurs rupiah
terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah yang diperlukan untuk
ditukarkan dengan satu dollar Amerika.
Sebelum kita bahas lebih lanjut apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran berikut ini adalah pengertian dari permintaan dan penawaran valuta asing atau kurs :
Analisis
terhadap mekanisme
penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar valuta asing
dapat menjelaskan bagaimana suatu kurs ditetapkan. Perubahan mekanisme
penawaran dan permintaan dapat merubah titik kesetimbangan, dan kurs berubah
sesuai dengan kesetimbangannya.
Teori
mekanisme pasar menjelaskan bahwa perubahan penawaran dan permintaan
yang terjadi di pasar menyebabkan perubahan terhadap nilai suatu barang. Dengan
pendekatan yang sama, maka kurs mata uang asing akan ditentukan oleh mekanisme
permintaan dan penawaran. Perubahan kekuatan permintaan dan penawaran terhadap
suatu mata uang menyebabkan perubahan kurs mata uang tersebut.
Naik
turunnya kurs tergantung oleh banyaknya permintaan atau penawaran sehinggan
kurs sering mengalami perubahan , berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi
permintaan atau penawaran kurs :
a. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Perubahan ini akan memengaruhi permintaan. Jika
penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain, permintaan
atas mata uang negara lain tersebut bertambah. Perubahan seperti itu memiliki
kecenderungan untuk menaikkan nilai mata uang negara lain.
b. Perubahan Harga dari Barang-Barang Ekspor
Jika barang-barang ekspor mengalami kenaikan, kenaikan
tersebut akan memengaruhi permintaan barang ekspor dan kurs valuta asing
sehingga akan menjatuhkan nilai uang negara yang mengalami kenaikan barang
ekspor.
c. Kenaikan Harga-Harga Umum (Inflasi)
Di satu pihak, kenaikan harga-harga akan menyebabkan
penduduk negara tersebut semakin banyak mengimpor dari negara lain. Oleh karena
itu, permintaan atas valuta asing akan bertambah. Di lain pihak, ekspor negara
tersebut bertambah mahal dan akan mengurangi permintaannya sehingga akan
menurunkan penawaran valuta asing.
d. Perubahan dalam Tingkat Bunga dan Tingkat
Pengembalian Investasi
Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi
sangat mempengaruhi jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka
pendek. Tingkat pendapatan investasi yang lebih menarik akan mendorong
pemasukan modal ke negara tersebut sehingga penawaran valuta asing yang
bertambah akan menaikkan nilai mata uang negara yang menerima modal tersebut.
e. Perkembangan Ekonomi
Jika valuta asing dipengaruhi oleh perkembangan
ekspor, penawaran valuta asing akan bertambah dan menaikkan nilai mata uang.
Sebaliknya, jika dipengaruhi oleh hal-hal di luar ekspor, akan menurunkan nilai
mata uang asing.
Berikut ini adalah kurva permintaan dan penawaran
terhadap valuta asing yang saya dapatkan dari referensi lain .
a. Kurva
Permintaan Valuta Asing
Kurva dibawah
ini menjelaskan tentang kurva penawaran Euro terhadap Dollar. Kesetimbangan
awal ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva penawaran dan permintaan D1.
Kesetimbangan kurs EUR/USD terjadi pada nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas
Euro yang diperdagangkan sebesar QA.
Transaksi
antara kedua mata uang asing tersebut berlanjut dengan kekuatan permintaan
terhadap Euro menjadi lebih tinggi. Transaksi dapat menggeser kurva permintaan
dari posisi D1 ke D2. Namun demikian transaksi tidak cukup mampu merubah kurva
penawaran terhadap Euro. Keadaan ini akan membentuk kesetimbangan kurs EUR/USD
menjadi lebih tinggi daripada kurs sebelumnya. Kesetimbangan kurs disepakati
pada nilai E/U2 = 1,240 dengan quantitas Euro yang diperdagangkan pada QB.
Penguatan kurs EUR/USD menunjukkan Euro menjadi lebih mahal terhadap Dollar
Amerika.
b. Kurva
Penawaran Valuta Asing
Gambar di bawah
menjelaskan perubahan kesetimbangan kurs yang terjadi akibat naiknya penawaran
mata uang Euro. Kesetimbangan awal terjadi pada perpotongan antara kurva
permintaan dan penawaran S1. Kesetimbangan ini menetapkan kurs EUR/USD pada
nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan sebesar QA.
Transaksi selanjutnya menghasilkan kekuatan penawaran Euro lebih tinggi, sehingga
kurva penawaran bergeser dari S1 ke S2, sedangkan permintaan terhadap Euro
tidak berubah. Terjadi kesetimbangan baru pada kurs EUR/USD yang lebih rendah,
yaitu pada nilai E/U2 = 1,220 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan pada
QB.
Berikut ini adalah kurva nilai tukar yang terjadi
antara rupiah terhadap dollar. Pada sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun
tanpa adanya campur tangan pemerintah. Kurs bergerak naik turun sesuai dengan
kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran.
Pada awalnya, tingkat kurs yang terjadi adalah di
titik E0 sebagai titik keseimbangan. Bila impor
terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar
Amerika untuk membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan
bergeser ke D1. Hal itu
mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada
titik E1, nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS
atau US $ 1 = Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai dolar Amerika
telah mengalami peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya 1
dolar Amerika hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).
Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika
menurun maka permintaan terhadap dolar Amerika juga menurun yang pada akhirnya
akan menggeser kurva permintaan dari D0 menjadi D2.
Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu
US $ 1 = Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan
(depresiasi) terhadap rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah
bahwa berapa pun harga keseimbangan (baik pada E0, E1,
atau E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan merupakan
jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.
Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar