Namaku Gadis, sekarang umurku baru saja 19, dan teman-temanku selalu memanggilku dengan sebutan ‘jomblo karatan’, karena memang selama hidupku aku belum pernah sekalipun pacaran. Menurut aku, kenapa sih kita harus punya pasangan kalo sendiri kita aja bisa. Aku bisa kok ngelakuin semua sendiri ya walaupun nggak selalu bagus dan rapi sih tapi menurut aku buat apa juga peduli sama orang lain kalo kita sendirinya malah berantakan. Sampai pada suatu malam ketika aku kehabisan angkot untuk pulang dari kampus, aku melihat dia ..
Seorang cowok berbadan tidak terlalu tinggi sedang mencoba membuat graffiti di sebuah tembok pertokoan, “Mas, emang disini banyak nyamuk ya ? Kok bawa semprotan banyak banget ?”. Si cowok hanya menatap heran diiringi dengan senyum manisnya dia berkata, “Enggak mbak, mau make parfum aja ini kok”, Aku tersenyum dan kita tertawa bersama. Aku pun mulai berkenalan dengannya. Namanya Saturnus, sebuah nama yang aneh untuk seorang manusia aku pikir. Malam itu selesai dia membuat graffiti kami berjalan-jalan berkeliling kota. Kami banyak mengobrol malam itu.
Satu bulan setelah pertemuan malam itu, kami jadian. Ya, ini adalah pengalaman pertama pacaranku setelah 19 tahun menjomblo. Dia orang yang sangat berbeda dari teman-teman cowokku yang lain. Ada banyak hal yang aku suka darinya, mulai dari cara bicaranya, pola pikirnya, sampai cara dia berpakaian. Tapi, ada satu hal yang aku benci dari dia, dia itu nggak bisa diganggu kalo udah berurusan dengan menggambar, dia jadi cuek banget dan nggak peduli sama yang disekitarnya, termasuk aku pacarnya. Pernah waktu itu dia sedang ada proyek gambar untuk acara amal, nah dia ninggalin aku 2 hari dan gak ada kabar sekalipun, kan sebel.
Suatu hari kami sedang berpacaran di taman, “Beb, aku cantik nggak kalo make lipstick gini ?” Tanyaku, “Cantik beb, cantik banget kok” Jawabnya sambil mata tetap mengarah pada kertas, tangannya pun tidak berhenti menggambar. “Beeb, aku hari ini masak lho cobain deh ini aku bawa”, sambil tanganku menyodorkan tempat makanan buat dia, “Iyaa beb, bentar ya ini udah mau selesai kok, habis selesai gambarnya baru aku makan yaa”, tapi tetap dia tidak menatap makananku. Ihh sebel ! Oke, aku sabar untuk itu tapi yang terakhir .. “Beb, hari ini valentine lho kamu nggak beliin aku coklat ?”, “Oh iya beb lupa ! bentar yaa aku beli coklat dulu”, dia melengos pergi dan aku hanya melihat dia penuh senyum kemenangan. “Yes, akhirnya dia lepas dari kertasnya” Pikirku. Tapi .. hal yang menyebalkan pun datang lagi. Dia kembali dengan membawa tas plastik hitam, “Ini beb coklatnya, buka deh”, aku membuka plastik itu dan yang aku lihat adalah sebungkus meises ceres dengan pita pink mengikatnya, “Beeb .. ?”, “Hehe, iya beb maaf ya aku nggak tau kamu sukanya coklat apa, yaudah aku beliin meises aja ya kali aja butuh kan dirumah juga”, katanya sambil kembali menggambar. Arrgghh aku sudah muak. Lalu aku ambil kertas lalu, “Kamu milih gambar ini apa aku ?”, dia diam sejenak lalu mengambil gambar itu dariku, “Aku lebih milih kamu kok sayang, nih aku sobek ya gambarku”, katanya sambil merobek gambar dia sendiri, “Kok kamu sobek kenapa sayang ?” tanyaku “Iya ini kan cuman kertas dan gampang disobek nggak kayak perasaanku ke kamu yang nggak akan bisa sobek sampai kapan pun sayang, i love you beb. Aheey”, katanya gombal sambil tersenyum tipis menggoda dan memegang tangaku, “Ihh gombal deh”, “Haha, emang nggak boleh ? sekali kali gombal gak papa kan ? Kamu lucu deh kalo lagi ngambek gitu”, “Iyaa sayang ih sebel tau nggak aku dicuekin melulu”, “Haha udah dong ngambeknya, yaudah yuk kita jalan-jalan keliling taman aja sambil cari es krim kayaknya enak nih beb. Aku beliin deh kan bisa tuh ditambah meises yang tadi haha”. Dan kami pun berjalan jauh mengelilingi taman dan aku tidak lagi ngambek karena dia selalu bisa meluluhkan hatiku dengan kata-kata ajaibnya, yaa mungkin juga berkat traktiran es krimnya juga haha.
Sudah setahun lebih sejak aku berpacaran dengan Saturnus. Orang aneh dengan nama yang aneh dan kebiasaan yang membuatku jengkel namun entah mengapa aku selalu mencintainya dan tidak pernah berkurang sedikitpun. Mungkin ya sekali-kali dia membuatku bête tapi dia selalu bisa membuatku tersenyum kembali. Ya dia memang agak sedikit freak dengan dunia gambarnya itu tapi menurutku orang freak seperti dia itu asik dan aku bisa membagi duniaku yang dulu aku makan sendiri untuk kubagi dengannya, meskipun dia kadang-kadang selalu menghilang karena kerjaannya itu, but always I love you Saturnus, from the moon to the Saturnus and back again, I love you my freaky boy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar