PEREKONOMIAN INDONESIA
Disusun Oleh :
ADIBAH
RAHMATUNNISA (20214254)
Kelas:
1 EB19
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan ekonomi sangatlah penting bagi kehidupan
manusia yang tidak dapat dipisahkan. Dan perekonomian tiap negara dijadikan
tolak ukur apakah negara tersebut tergolong makmur atau tidak. Seiring dengan
berkembangnya zaman kebutuhan ekonomi bagi setiap orang akan bertambah . dan
kebutuhan ekonomi pun berbeda beda setiap individu dan golongan. Bagi golongan
atas kebutuhan akan semakin banyak, golongan menengah memiliki kebutuhan yang
sedang/ wajar, dan golongan bawah kebutuhannya semakin sedikit karena sesuai
pendapatan mereka masing-masing. Pada kesempatan ini saya juga akan membahas
tentang kondisi perekonomian di Indonesia termasuk rincian di setiap sektor
ekspor dan impor dan lain sebagainya yang akan saya ulas lebih dalam sebagai
berikut. Berdasarkan uraian diatas penulis memberi judul Mengenal Indonesia
Dari Sisi Perekonomian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan
masalah yang dikaji dalam penulisan ini tentang Mengenal Indonesia Dari Sisi Perekonomian. Adapun perumusan masalah dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Rincian pada tiap sektor ekspor dan impor
b. PDRB Provinsi
c. Peringkat Indonesia di dunia dan terpuruknya Indonesia
dari segi keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rincian Pada Tiap Sektor Ekspor Dan
Impor
(Januari 2015)
Dari hasil pengamatan Badan Perekonomian Statistik
nilai ekspor Indonesia Januari 2015 mencapai US$13,30 miliar atau mengalami
penurunan sebesar 9,03 persen dibanding ekspor Desember 2014. Sementara bila
dibanding Januari 2014 mengalami penurunan sebesar 8,09 persen. Dapat dikatakan
bahwa pendapatan perekonomian di Indonesia semakin menurun padahal dapat kita
ketahui bahwa negara kita memiliki banyak sumber daya alam yang melimpah yang
dapat kita gunakan untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia. Sangat
disayangkan jika sumber daya alam yang kita miliki disalahgunakan oleh orang
yang tidak mempunyai peri kemanusiaan. Karena, sumber daya alam tersebut yang
dapat kita harapkan untuk memperbaiki ekonomi kita dan memberantas kemiskinan
dan para buruh dapat hidup secara berkecukupan dan makmur tetapi disalahgunakan
oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Nilai ekspor nonmigas Januari 2015
mencapai US$11,22 miliar, turun 8,51 persen dibanding Desember 2014, sementara
bila dibanding ekspor Januari 2014 turun 6,24 persen. Penurunan terbesar ekspor
tahun 2015 ini terjadi pada ekspor nonmigas terhadap Desember 2014 terjadi pada
lemak dan minyak hewani sebesar US$162,6 juta (9,55 persen), sedangkan
peningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$293,4 juta
(61,77 persen). Menurut
sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari 2015 turun sebesar
4,69 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang
dan lainnya turun 16,34 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik sebesar
8,88 persen.
Nilai Impor di Indonesia pada bulan Januari 2015 juga
mengalami penurunan, Hal ini membawa berita baik karena, agar negara kita
menjadi negara yang mandiri yang dapat mengolah hasil sumberdaya nya yang
melimpah ruah. Sangat disayangkan jika kita tidak memiliki alat olah untuk
mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan sumberdaya manusia nya yang belum
terdidik dan mempunyai keahlian dan harus berpangku tangan kepada negara lain
sehingga kita masih mengandalkan impor dari negara tetangga, apalagi pada bulan
Januari ini kedelai dan beras pun mengimpor dari luar negri padahal negara kita
dikenal sebagai negara agraris. Diharapkam pemerintah dapat segera mengatasi
segala permasalahan perekonomian di Indonesia ini dengan cara yang praktis
sehingga tidak berpangku tangan lagi. Nilai impor Indonesia Januari 2015
mencapai US$12,59 miliar atau turun 12,77 persen dibanding Desember 2014.
Demikian pula jika dibanding Januari 2014 turun 15,59 persen. Impor nonmigas
Januari 2015 mencapai US$10,48 miliar atau turun 5,15 persen dibanding Desember
2014, sedangkan bila dibanding Januari 2014 turun 7,83 persen dan impor
nonmigas yang terbesar pada Januari 2015 adalah golongan barang mesin dan
peralatan mekanik dengan nilai US$2,01 miliar. Nilai ini turun 0,52 persen
dibanding impor golongan barang yang sama Desember 2014. Impor migas Januari 2015 mencapai
US$2,11 miliar atau turun 37,59 persen dibanding Desember 2014, demikian pula
jika dibanding Januari 2014 turun 40,42 persen. Nilai impor golongan barang
konsumsi, bahan baku/ penolong, dan barang modal selama Januari 2015 mengalami
penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar
20,25 persen; 15,02 persen; dan 16,29 persen.
(Februari 2015)
Menurut perhitungan yang bersumber dari BPS dapat kita
lihat nilai ekspor mengalami penurunan secara terus menerus kita harus
mengetahui permasalahan tersebut apa yang menyebabkan nilai ekspor Indonesia
menurun secara terus menerus agar kita dapat menaikkan kembali nilai ekspor di
Indonesia, padahal sangat berguna sekali untuk menunjang perekonomian di
Indonesia karena memiliki aset sumberdaya yang melimpah ruah yang dapat kita
jadikan sebagai sumber pendapatan. Nilai ekspor Indonesia Februari 2015
mencapai US$12,29 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,99 persen dibanding
ekspor Januari 2015. Demikian juga bila dibanding Februari 2014 mengalami
penurunan sebesar 16,02 persen. Ekspor nonmigas Februari 2015 mencapai US$10,40
miliar, turun 7,83 persen dibanding Januari 2015, demikian juga bila dibanding
ekspor Februari 2014 turun 12,68 persen. Februari 2015 mencapai US$25,64 miliar
atau menurun 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, demikian juga
ekspor nonmigas mencapai US$21,67 miliar atau menurun 9,22 persen. Secara
kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari. Penurunan terbesar ekspor nonmigas
Februari 2015 terhadap Januari 2015 terjadi pada perhiasan/permata sebesar
US$230,1 juta (29,94 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi
dan baja sebesar US$41,7 juta (56,13 persen). Menurut sektor, ekspor nonmigas
hasil industri pengolahan periode Januari dan Februari 2015 turun sebesar
8,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang
dan lainnya turun 14,83 persen, sementara ekspor hasil pertanian naik sebesar
2,37 persen.
Nilai impor Indonesia Febuari 2015 mencapai US$11,55
miliar atau turun 8,42 persen dibanding Januari 2015 dan diharapkan setiap
bulannya nilai impor di Indonesia semakin menurun. Demikian pula jika dibanding
Februari 2014 turun 16,24 persen perbedaan jumlah impor tahun 2014 dengan 2015
memiliki perbedaan dua kali lipat, ini menunjukkan kemajuan yang bagus dan
diharapkan untuk tahun tahun selanjutnya mengalami penurunan lagi. Rinciannya
sebagai berikut, Impor nonmigas Februari 2015 mencapai US$9,83 miliar atau
turun 6,34 persen dibanding Januari 2015, sementara bila dibanding Februari
2014 turun 4,86 persen. Impor migas Februari 2015 mencapai US$1,72 miliar atau
turun 18,70 persen dibanding Januari 2015, demikian pula jika dibanding
Februari 2014 turun 50,26 persen. Nilai impor nonmigas terbesar Februari 2015
adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$1,82 miliar.
Nilai ini turun 10,29 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari
2015. Nilai impor golongan barang
konsumsi, bahan baku/ penolong, dan barang modal selama Januari sampai Februari 2015 mengalami penurunan dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya.
B. PDRB Provinsi
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah jumlah
nilai tambahan yang diperoleh dari barang atau jasa yang dihasilkan dari
kegiatan perekonomian diseluruh daerah yang biasanya perhitungannya pada tahun
tertentu atau periode tertentu tetapi biasanya perhitungannya dilakukan setahun
sekali. Perekonomian di Indonesia diukur dari dari hasil Produk Domestik Bruto,
karena dari hasil tiap provinsi dapat kita nilai apakah dari tiap
provinsi-provinsi di Indonesia sudah mengalami kemajuan atau mungkin
kemunduran. Struktur
perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan I-2014 masih didominasi
oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di
Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni
sebesar 58,52 persen, selanjutnya oleh Pulau Sumatera sebesar
23,88 persen, Pulau Kalimantan 8,45 persen, Pulau Sulawesi 4,72 persen, Bali
dan Nusa Tenggara 2,48 persen. Kontribusi terkecil berasal dari kelompok
provinsi di Pulau Maluku dan Papua, yakni sebesar 1,95 persen. Dari hasil
yang kita lihat Pulau Jawa
dan Pulau Sumatera masih menduduki peringkat pertama. Olehkarena itu,
pemerintah sebaiknya memutasikan atau memindahkan para-para ahli yang mempunyai
kinerja baik yang berada di Pulau Jawa agar memberikan pengarahan pada para
pekerja di tiap tiap daerah yang para pekerjanya masih dibawah rata-rata. Yang
utama ke daerah di Pulau Maluku dan Papua agar dapat mengeksploitasi sumberdaya
didaerah tersebut dan perekonomian yang baik tidak didominasi oleh satu Pulau
saja tetapi alangkah lebih baiknya perekonomian tiap daerah seimbang dan sama
rata. Karena, yang kita tahu Maluku dan Papua terkenal hasil tambangnya sayang
sekali apabila hasil tambang disana di dominasi oleh para pekerja dari luar
negeri. Dengan cara tersebut dapat memperbaiki perekonomian di Pulau Maluku dan
Papua agar perekonomian daerah tersebut tidak berbeda jauh dengan Pulau Jawa
dan sekitarnya. Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2014 masih
didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi
terhadap PDB sebesar 58,70 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar
23,74 persen, Pulau Kalimantan 8,31 persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen, dan
sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya. Dan struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada
triwulan III-2014 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang
memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 58,51 persen,
kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,63 persen, Pulau Kalimantan
8,21 persen, Pulau Sulawesi 4,97 persen, dan sisanya 4,68 persen di pulau-pulau
lainnya. Dari hasil
PDRB Provinsi dari triwulan ke I, II, dan III masih dikuasai oleh Pulau Jawa
yaitu Provinsi DKI Jakarta yang kedua oleh Pulau Sumatra lalu Pulau Kalimantan
dan selanjutnya Pulau Sulawesi dan yang terakhir oleh pulau NTT, NTB, Maluku
Papua dan sekitarnya.
3 PROVINSI DENGAN PDRB TERTINGGI TAHUN 2014
TRIWULAN
|
PULAU JAWA
|
SUMATRA
|
KALIMANTAN
|
KE-1
|
58,52
|
23,88
|
8,45
|
KE-2
|
58,70
|
23,74
|
8,31
|
KE-3
|
58,51
|
23,63
|
8,21
|
C. Peringkat Indonesia di Dunia
Berdasarkan Forum Ekonomi Dunia
Indonesia menempati peringkat ke 34 dari 144 negara pada tahun 2014/2015.
Posisi Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya yaitu peringkat ke 38 pada
tahun 2013/2014 dan peringkat ke 50 tahun 2012/2013. Posisi pertama diraih oleh
negara Swiss disusul oleh Singapura dan Amerika Serikat. Di kawasan Asia
sebenarnya Indonesia tidak mendapati peringkat baik di Asia Pasifik karena
tidak termasuk 10 besar Asia Pasifik. Indonesia kalah dari Malaysia yang
menempati 20 dunia dan Thailand di posisi 31 global. Tetapi Indonesia hanya
lebih baik dari Philipina yaitu peringkat ke 52 dan Vietnam ke 68. Tahun 2015
ini Indonesia terpuruk segi keuangan karena, makin melemahnya nilai rupiah. Berkisar pada 13.000 per satu dolar AS. Inilah titik
terendah selama hampir 17 tahun. Perusahaan jasa keuangan UBS
memprediksi nilai rupiah akan terus melemah dan mencapai sekiar 13.250 per satu
dolar AS pada akhir tahun ini. Penyebab pelemahan nilai tukar rupiah adalah defisit
transaksi berjalan. Olehkarena itu, pemerintah akan memutuskan paket kebijakan
untuk memperbaiki defisit anggaran. Langkah yang akan diambil antara lain
pengenaan bea masuk baru untuk produk-produk impor yang terindikasi mengalami
dumping, yaitu bantuan khusus dari pemerintahnya agar produk bisa bersaing di
pasaran. Langkah lainnya adalah memberi insentif bagi perusahaan Indonesia
berupa keringanan pajak, jika minimal 30 persennya produknya ditujukan untuk
pasar ekspor. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan kinerja ekspor dan
mempengaruhi neraca perdagangan serta transaksi berjalan ke arah yang positif.
Gambar sebagai berikut :
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar